Social Icons

Facebook  Twitter  Google+

Pages

Selasa, 28 April 2015

Ciri Bakso Berpengawet



Salah satu yang membuat kita ngeri ketika membeli bakso adalah, banyaknya ulah pedagang nakal ketika membuat bakso, salah satunya mencampurkan bahan kimia seperti borak dan formalin ke olahan baksonya. Berikut, kami berikan informasi tentang ciri-ciri bakso yang mengandung borak dan formalin.
Berhati-hatilah ketika anda memilih membeli bakso untuk dimakan. Karena sekarang sebagian besar penjual makanan daging bulat ini telah mencampur bahan kimia berbahaya untuk kesehatan. Untuk itu kenali bakso yang terindikasi menggunakan bahan kimia berbahaya. Bahan kimia berbahaya tersebut diantaranya adalah boraks dan formalin. Kedua zat kimia ini dapat berbahaya bila masuk ke dalam tubuh kita.
Boraks adalah bahan kimia yang digunakan sebagai pengawet kayu, antiseptik kayu dan pengontrol kecoa. Sedangkan formalin adalah bahan kimia yang digunakan sebagai desinfektan, pembasmi serangga dan dalam industri tekstil serta kayu lapis. Kedua zat kimia ini sering salah dimanfaatkan oleh para penjual bakso untuk mendapatkan kentungan yang lebih.
Boraks dan formalin bila dikonsumsi manusia bisa menyebabkan gangguan pada susunan saraf, gangguan pencernaan, konvulsi, depresi, rambut rontok dan yang paling berbahaya adalah bisa menyebabkan kanker. Untuk mengetahui bakso yang mengandung kedua bahan berbahaya ini adalah dengan cara memperhatikan ciri fisik.
.
Berikut Ciri-Ciri Bakso Yang Mengandung Boraks Dan Formalin:
1.      Bakso atau pentol lebih kenyal.
2.      Bakso menjadi lebih awet dan tahan lama meski disimpan hingga beberapa hari.
3.      Warna putih pucat baik dari luar maupun bagian dalamnya.
4.      Apabila digigit maka bakso kembali ke tekstur semula.
5.      Bakso yang mengandung kedua zat memiliki bau yang tidak seperti bau daging pada umumnya.
6.     Bakso atau mengandung kedua zat berbahaya tersebut bila jatuh ke lantai maka akan memantul tinggi seperti bola bekel.

Jadi berhati-hatilah ketika membeli bakso, pastikan membeli bakso dari pedagang yang bisa anda percaya

Jumat, 03 April 2015

Cara Membuat Bakso tanpa Bahan Pengawet

Membuat bakso sebenarnya sangat mudah, tapi untuk membuat bakso yang kenyal tanpa bahan pengawet perlu keahlian dan pengalaman. Untuk menciptakan bakso sapi yang kenyal tanpa kimia diperlukan daging sapi yang berkualitas. Tidak semua jenis daging sapi bisa digunakan untuk membuat bakso sapi yang kenyal. Dibutuhkan daging sapi yang kenyal berserat dan tanpa lemak, biasanya terletak pada bahu atau paha belakang. Selain itu diperlukan perbandingan komposisi yang tepat antara daging sapi dan tepung tapioka.
Resep membuat bakso daging sapi yang kenyal tanpa bahan kimia: 

Bahan: 

  1. 1 kg daging sapi silap atau pentul (punuk/ bahu atau paha belakang)
  2. 100 gr tepung tapioka
  3. 3 butir bawang putih
  4. 1 sendok makan garam dapur
  5. 1 sendok teh lada (merica)

Cara Membuat:
  1. Digilingkan pada tukang giling bakso dengan penambahan es batu secukupnya.
  2. Setelah adonan jadi dibuat bola-bola bakso pada air panas.
  3. Setelah selesai direbus sampai matang tapi jangan sampai airnya mendidih
Catatan:
  • Daging harus baru (tidak boleh daging dari freezer)
  • Pencampuran batu es jangan terlalu banyak
Demikian cara resep cara membuat bakso yang kenyal tanpa menggunakan bahan pengenyal, pemutih dan bahan pengawet.

Lihat Sumber 


Ciri Bakso Sapi Berkualitas



Bentuk bakso yang bagus sangat ditentukan oleh bahan mentah dan kestabilan suhu saat proses pemasakan bakso. Bakso sapi yang baik mempunyai bentuk bulat halus ukurannya seragam, bersih, tidak kusam, dan tidak berlendir. Jika dibuat dengan rasio daging sapi lebih banyak, maka bakso sapi akan mempunyai warna cokelat keabuan yang gelap. Bakso berwarna putih cerah bisa saja ditambahkan pemutih dan campuran daging ayam. 
 
Bakso tanpa pengawet (misalnya formalin) akan berubah baunya dalam 4 jam jika tidak ditaruh dalam kulkas atau freezer. Bakso sapi kualitas tinggi mempunyai aroma khas daging sapi yang menonjol. Pencampuran beberapa bumbu dan penyedap dalam daging sapi ditujukan untuk rasa yang lebih gurih. Dalam bakso, rasio campuran daging sapi seharusnya lebih banyak, karena itu rasa daging sapi harus yang lebih menonjol daripada bumbu tambahan. Daging terbaik untuk membuat bakso adalah paha belakang secondary cut, selain itu waktu pemasukan juga akan mempengaruhi tekstur. Bakso berkualitas mempunyai tekstur padat, elastis, kenyal, tetapi tidak alot, dan kering tidak berair. 

Bakso sapi matang dijual dengan kisaran harga Rp 800- 1.500 per butir. Makin mahal harganya, bakso sapi tentu makin banyak mengandung daging sapi atau makin enak. Bakso yang besar dan murah umumnya lebih banyak memakai tepung tapioka dan bahan aditif lainnya.

Daging Celeng dan Bahanya




Belakangan ini, celeng yang aslinya hidup di hutan belantara mendadak tenar. Dikabarkan bahwa naiknya harga daging sapi membuat segelintir pengusaha daging yang curang mengakali kenaikan harga daging sapi dengan mencampur daging sapinya dengan daging celeng.
Meskipun celeng merupakan salah satu sumber pangan yang umum dikonsumsi di beberapa daerah di Indonesia, tapi keberadaan daging celeng sebagai alternative bagi pedagang daging yang culas tentu saja meresahkan sebagian besar masyarakat Indonesia. Selain diharamkan dalam ajaran Islam, mengkonsumsi daging celeng juga sangat tidak dianjurkan karena alasan kesehatan.
Celeng memang tidak termasuk dalam kategori jenis hewan yang umum dikonsumsi. Sehingga dengan sendirinya, untuk bisa diperdagangkan, daging celeng biasanya masuk ke pasar daging melalui jalur “bawah tanah”, alias ilegal. Daging celeng yang diselundupkan (ilegal) cenderung tak layak konsumsi karena kondisinya sudah membusuk atau rusak. Menurut Kepala Sub Humas Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian, Arief Cahyono, mengkonsumsi daging celeng ilegal sangat bahaya bagi kesehatan, karena daging celeng yang dipotong tidak sesuai standar, dan proses pengirimannya tak memenuhi kaidah kesehatan, sehingga berpotensi terkontaminasi bakteri, virus, larva dan lainnya. Bila dikonsumsi, dapat menyebabkan keracunan, diare berat akibat E coli, salmonellosis hingga cacing babi yang menyebabkan berbagai gangguan kesehatan pada manusia. Kepala Badan Karantina Kementerian Pertanian Banun Harpini  juga mengatakan bahwa, "Hingga saat ini, konsumsi daging celeng untuk alasan apapun, termasuk untuk pakan hewan dinilai berbahaya”.
Daging celeng banyak mengandung cacing sejenis cacing pita yang berdampak negatif bagi kesehatan manusia. Dalam ilmu biologi modern diketahui, bahwa babi merupakan inang yang baik bagi kembang-biak beragam parasit dan penyakit berbahaya, misalnya, flu babi. Sistem biokimia babi hanya mengeluarkan 2% kandungan asam uratnya, sisanya 98% senyawa beracun itu bersarang di tubuhnya. Penelitian membuktikan, babi adalah binatang paling adaptif, cepat menyesuaikan diri dengan lingkungan liar hingga dapat berubah menjadi babi hutan yang buas dan bertaring. Maka dari itu, peredaran daging celeng, yang tidak menggunakan sertifikat sanitasi atau sertifikat karantina lainnya, dianggap sebagai peredaran ilegal. Hal itu juga tertuang dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan. Ancaman pidana yang dapat dikenakan kepada pelaku pelanggaran tersebut sebagaimana diatur dalam Pasal 31 UU No. 16 Tahun 1992 berupa pidana penjara paling lama tiga tahun dan denda paling banyak Rp 150 juta.
Ditemukannya bakso yang dicampuri dengan daging babi telah sampai di telinga masyarakat. Kini, masyarakat khususnya pencinta bakso cukup resah akan kabar yang diberitakan melalui berbagai media, seperti media cetak dan elektronik tersebut. Karenanya bagi para pedagang daging yang berpikiran untuk berbuat curang, sebaiknya dipikirkan lagi. Sementara bagi para pecinta kuliner yang berbahan dasar daging, sebaiknya hati-hati dalam memilih olahan daging sapi yang hendak dikonsumsi. Karena perbedaan fisik daging celeng dengan daging sapi secara umum akan terlihat sama, namun bila diperhatikan ada beberapa perbedaan.
Pertama adalah serat daging celeng jauh lebih halus dibandingkan daging sapi. Sedangkan perbedaan kedua adalah warna daging celeng merahnya lebih gelap daripada daging sapi. Perbedaan yang paling khas adalah bau daging celeng bau amis dan apek sedangkan sapi tidak. tetapi ciri-ciri itu bisa dimanipulasi oleh pengepul dengan cara mencampur daging celeng dengan darah sapi. Sehingga baunya akan tercium menjadi bau daging sapi, kalau sudah seperti ini bakal makin sulit mengenali ciri-cirinya.

Jumat, 20 Maret 2015

Sejarah Perkembangan Bakso Di Indonesia



Bakso adalah daging olahan yang berbentuk bola dengan berbagai ukuran yang merupakan salah satu makanan khas Indonesia. Bakso umumnya terbuat dari campuran daging sapi giling dan tepung tapioka. Tetapi pada perkembangannya, saat ini terdapat pula bakso yang terbuat dari daging ayam, ikan, atau udang bahkan daging kerbau. Dalam penyajiannya, bakso umumnya disajikan panas-panas dengan kuah kaldu sapi bening, dicampur mie, bihun, taoge, tahu, kadang bahkan dengan telur yang ditaburi bawang goreng dan seledri. Bakso adalah salah satu jenis masakan yang sangat populer dan dapat ditemukan di seluruh Indonesia; dari gerobak pedagang kaki lima hingga restoran besar. Saat ini, berbagai jenis bakso ditawarkan dalam bentuk makanan beku yang dijual di pasar swalayan ataupun mal-mal. Irisan bakso seringkali dijadikan pelengkap jenis makanan lain seperti mi goreng, nasi goreng, atau cap cai.
 
Blogger Templates